Penandatangan Nota Kesepahaman antara Universitas Indonesia dan Danone-AQUA diwakili oleh Badrul Munir, Phd selaku Direktur Kemahasiswaan Universitas Indonesia dan Arif Mujahidin selaku Communication Director Danone Indonesia
DEPOK – Pola konsumsi masyarakat telah mengalami perubahan, terutama sejak era pandemi. Konsumen saat ini cenderung mengikuti tren kesadaran konsumsi (conscious consumption) dengan konsumen yang tidak hanya memperhatikan nilai ekonomis dan fungsi dari produk yang dikonsumsi saja, tetapi juga dampak dari produk tersebut baik terhadap lingkungan, kesehatan, maupun sosial.
Melihat hal tersebut, Universitas Indonesia (UI) bermitra dengan Danone-AQUA dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI, menggelar sesi diskusi terbuka Voice of Youth dengan tema “Conscious Consumption: Let’s Start The Journey”, yang membahas tentang pentingnya membangun kebiasaan conscious consumption dalam mendukung target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) pada isu lingkungan, sosial, ekonomi, dan juga kesehatan. Acara tersebut bertempat di Balai Purnomo Prawiro, Universitas Indonesia pada 24 Februari 2023. Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Danone-AQUA dengan UI untuk memperkuat upaya pelestarian lingkungan, edukasi, dan kesehatan.
Jika menilik survei Jajak Pendapat oleh Katadata pada tahun 2022 pada kedua kelompok usia muda, terungkap bahwa 56,2% responden saat ini telah cenderung memilih produk ramah lingkungan, 42,1% responden tidak ragu membeli produk dalam kemasan guna ulang, serta 36,2% responden akan memilih produk komersial yang peduli terhadap isu lingkungan dan sosial.
Data tersebut semakin dilengkapi oleh hasil voting seru yang dilakukan beberapa saat sebelum sesi diskusi digelar. Hasil voting menunjukkan bahwa 95,4% responden telah memahami makna dari conscious consumption yang tidak hanya mementingkan nilai ekonomis dan fungsi dari suatu produk namun juga nilai-nilai seperti lingkungan, sosial, bahkan politis. Lalu, sebanyak 45% responden mengaku bahwa hal yang utama yang menjadi pertimbangan dalam dalam memilih produk adalah manfaat kesehatan. Hal ini juga berkaitan erat dengan material atau bahan baku produk yang menempati posisi kedua dengan persentase 20,4% sebagai prioritas utama bagi para responden. Data-data tersebut menunjukkan pemahaman luas yang dimiliki generasi muda terkait aspek yang perlu diperhatikan dalam konsumsi sehari-hari.
Pakar ekonomi lingkungan serta pendiri lembaga Think Policy Andhyta Firselly Utami (Afutami), menyampaikan “Hari ini tren conscious consumerism semakin meningkat di antara masyarakat, seiring dengan meluasnya kesadaran tentang dampak konsumsi mereka terhadap lingkungan dan kesehatan. Khususnya di antara orang muda, sebagai generasi yang melek digital dan terpapar terhadap lebih banyak informasi melalui media sosial. Mereka adalah populasi terbesar dalam menerapkan kesadaran konsumsi di kehidupan sehari-hari, dan ternyata terbukti salah satunya lewat hasil voting yang dipaparkan tadi. Tentunya ini perlu didorong agar terus berkelanjutan, demi membawa manfaat positif dalam jangka panjang.”
Sejalan dengan hal tersebut, Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, menjelaskan “Kesadaran untuk memilih produk yang berkontribusi positif pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari lingkungan hingga sosial, menjadi faktor yang penting bagi masyarakat dan generasi muda saat ini dalam mengambil keputusan, yang sekaligus menjadi salah satu penggerak utama tren conscious consumption. Kami menyadari bahwa kebutuhan serta gaya hidup masyarakat terus berubah dan hal tersebut tentu memiliki dampak terhadap lingkungan maupun sosial. Oleh karena itu, kami yakin bahwa dengan mengadopsi gaya hidup conscious consumption terutama dimulai dari kalangan muda, kita dapat memberikan dampak yang lebih positif bagi berbagai pihak.”
Bertepatan dengan perayaan hadirnya AQUA yang ke-50 tahun, Danone-AQUA akan selalu memperluas inisiatif dan upaya kolaborasi untuk memenuhi komitmen perusahaan dalam menghadirkan air mineral berkualitas yang terjamin dari aspek mutu serta kualitas yang diproduksi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. “Kami menyadari bagaimana seluruh produk kami telah menjadi bagian dari kehidupan dan kesehatan keluarga di Indonesia sejak lama. Untuk itu, seluruh produk AQUA yang beredar di pasaran diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi. Setiap produk berasal dari sumber air terpilih yang 100% murni dan terjaga ekosistemnya serta telah melalui proses kontrol, evaluasi, dan dijamin baik dari sisi fasilitas produksi, kebersihan, dan keamanan produk serta berbagai aspek mutu lainnya. Mayoritas bisnis kami juga sudah mendukung keberlanjutan lingkungan dengan kemasan galon guna ulang AQUA yang telah hadir sejak 1983 dan telah membentuk budaya reusable sehingga mengurangi dampak terhadap lingkungan. Kami terus mengembangkan berbagai pilihan produk yang lebih ramah lingkungan baik secara kemasan maupun operasional”, jelas Arif.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia, mengatakan bahwa kolaborasi bersama AQUA menjadi bagian dari komitmen UI untuk ikut aktif mendukung upaya pelestarian lingkungan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Selama ini UI telah memulai dengan melakukan berbagai inisiatif diantaranya menyediakan bus kuning di area kampus guna mengurangi polusi, mendaur ulang plastik menjadi sebagian dari aspal jalan di Kampus Depok, hingga mengelola dan mengurangi sampah di lingkungan kampus.
“Dukungan aktif dari mitra kami seperti Danone-AQUA ini memperkuat pesan yang disampaikan dalam sesi diskusi hari ini, yakni tentang cara generasi muda berpotensi menjadi garda terdepan dalam memastikan keberlanjutan atas upaya pelestarian lingkungan, ketahanan sosial, dan juga kesehatan publik. Melalui acara ini, diharapkan mahasiswa mendapat pembelajaran serta perspektif baru dalam menyikapi semangat keberlanjutan.” Selain itu, ujarnya, kedua belah pihak juga memiliki visi yang sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030, yakni memastikan proses bisnis dan edukasi yang dijalankan berdampak positif dengan nilai tambah bagi masyarakat.(hp)